Japan Trip Day #4 : Osaka Castle, Shinsaibashi Street & Dotonburi

Processed with VSCO with a6 presetRabu, 21 November 2018. Saya dan suami akhirnya harus meninggalkan Tokyo untuk melanjutkan perjalanan ke Osaka. Sedih bangeeeet sih rasanya meninggalkan Tokyo :( Benar kata banyak orang, ternyata seminggu liburan ke Jepang itu gak cukup. Next time kalau liburan ke Jepang lagi minimal harus dua minggu deh kayanya *ngayal* hihihi

Untuk menuju ke Osaka, saya dan suami menggunakan Shinkansen dengan keberangkatan dari Tokyo Station. Banyak yang bilang sebenarnya kalau mau jauuuh lebih murah kita bisa banget pakai Willer Bus menuju Osaka. Iya sih memang bener jauuuuuh lebih murah, tapi gak tau kenapa saya dan suami semacam punya cita-cita untuk bisa ngerasain naik kereta tercepat di dunia ini. Gak apa harus bayar lebih mahal demi pengalaman yang gak terlupakan 😀

Processed with VSCO with a6 presetHarga tiket Shinkansen dari Tokyo menuju Osaka kalau gak salah 14.450 Yen. Sedangkan harga tiket Willer Bus dari Tokyo menuju Osaka start from 2600 Yen – 5800 Yen (harga tiket ini beda-beda tiap harinya, kalian bisa cek di www.willerexpress.com/ ya). Untuk yang backpackeran emang udah paling cocok deh naik Willer Bus karena selain harga tiketnya jauh lebih murah dibanding Shinkansen, kalian juga bisa menghemat alokasi menginap di hotel satu malam kalau kalian ambil perjalanan bus di malam hari.

Sesampai di Tokyo Station saya langsung menuju ke peron khusus untuk keberangkatan Shinkansen. Akhirnya kereta kita siap berangkat yeay, waktu itu saya pakai Shinkansen Nozomi yaitu kalau gak salah merupakan kereta Shinkansen tercepat. Jarak dari Tokyo menuju Osaka sekitar 500 km dan waktu tempuh yang dibutuhkan Cuma 2 jam 45 menit aja dooong!!! Kalian hitung sendiri yaaa kecepatannya berapa hahaha. Yang jelas saya dibuat terkagum-kagum sama moda transportasi ini. Gak ngerti lagi sama kejeniusan negara ini untuk bikin jarak yang jauh jadi gak berarti. Kapan yaaa Indonesia punya moda transportasi seperti Shinkansen ini T.T

Sepanjang jalan yang jelas saya disuguhkan dengan pemandangan yang gak terlupakan banget. Lagi-lagi saya rela gak tidur demi untuk menikmati pemandangan sepanjang jalur Shinkansen yang gak tahu kapan bisa saya lihat lagi. Di mulai dari pemandangan kota Tokyo, masuk ke terowongan yang panjang, pemandangan sungai, bahkan pemandangan lauuut hingga ke pemandangan desa yang asri banget untuk dinikmati. Ya Tuhan, saya benar-benar jatuh cinta sama negara ini dan rasanya akan selalu ingin kembali kesini :’D

Sekitar tengah hari pukul 12 siang, saya dan suami akhirnya sampai di Shin-Osaka Station. Kita berdua kemudian langsung menuju hotel untuk drop koper dan check in. Selama 3 hari 2 malam, saya dan suami menginap di Hotel Mystays Shinsaibashi karena DRAMA AIRBNB YANG GAK ADA KABAR MENJELANG KEBERANGKATAN. Ngetiknya capslock semua karena emosi banget kalau diinget-inget haha. PLEASE KALAU ADA YANG MAU BERLIBUR KE JEPANG JANGAN PAKAI AIRBNB DULU YAAA SAMPAI REGULASINYA RESMI DAN LEGAL.

Singkat cerita sebelumnya saya pernah booking Airbnb di Osaka karena mau cari penginapan yang full equipment dan ada mesin cucinya. Awalnya saya dapat Airbnb gak jauh dari Dotonburi, tapi beberapa bulan setelahnya hostnya menghubungi saya agar saya membatalkan pesanan karena ada regulasi baru tentang Airbnb di Jepang dan hostnya belum punya sertifikat yang legal. Setelah saya batalkan, kemudian saya pesan Airbnb lagi di sekitar Nagahoribashi Station. Sebelum fix booking saya tanya apa host tersebut punya sertifikat legal karena saya gak mau sampai harus membatalkan pesanan lagi. Hostnya pun bilang kalau mereka sudah legal dan gak ada yang perlu dikhawatirkan. Akhirnya saya booking flat tesebut tapiiiii menjelang keberangkatan tepatnya 10 hari sebelum kita berangkat ke Jepang, host gak memenuhi janjinya buat kirimin kita detail lokasi dan instruksi check-in. Disitu saya udah mulai panik dan deg-degan, tapi kata suami coba tunggu sampai H – seminggu baru kita ambil keputusan. Setelah H – seminggu host tetep gak ada kabar dan akhirnya saya contact Airbnb dan syukurnya pihak Airbnb juga membantu kita untuk menghubungi host tersebut. Kemudian sehari setelahnya pihak Airbnb bilang kalau hostnya memang amat sangat gak tanggung jawab dan gak memberikan kabar atau klarifikasi juga, daaan pada akhirnya pihak Airbnb pun merefund full dana kita. Alhamdulillah…

Karena drama Airbnb itu akhirnya kita harus cari penginapan dadakan dimana tau sendiri yaaa kalau cari penginapan mepet-mepet itu harganya sudah pasti akan mahal. Dan bener aja dong harganya udah gak masuk di akal lagi. Saya dan suami akhirnya baru dapat penginapan untuk tanggal 21 – 23 November di Mystays Shinsaibashi via Traveloka dengan penuh perjuangan bolak-balik ngecek rate harga. Saya bersyukur sekali karena masih dapat hotel dengan rate sekitar satu juta rupiah per malam. Untuk tanggal 23 – 24 November saya nyerah karena harganya udah gak masuk akal banget. Usut kena usut, ternyata tanggal 23 November itu adalah hari libur nasional Jepang dalam rangka Labor Thanksgiving. Pantes saudara-saudaraaa hotel dimana-mana penuh dan kalau pun tersisa harganya start from tiga juta rupiaaaah! Saya bilang sama suami, gak apa deh kita malemnya nginep di bandara daripada harus bayar hotel semahal itu padahal paginya kita sudah harus ke bandara. Tapi suami saya bilang tunggu dulu aja sampai ada penurunan harga hotel….

Oke segitu aja cerita drama Airbnbnya yaaa… Lanjut, setelah tiba di Shin-Osaka Station saya dan suami langsung menuju Hotel Mystays Shinsaibashi untuk check in. Hotel ini juara banget aksesnya. Juaraaaaa pokoknya! Cuma 200 meter dari Shinsaibashi Station dong dan deket banget sama Shinsaibashi Street dan Dotonburi. Selain aksesnya yang juara kamarnya juga okeee banget untuk rate harga satu juta rupiah. Saya super merekomendasikan hotel ini kalau kalian berencana untuk berlibur di Osaka.

2018_1121_002013002018_1121_002249002018_1121_00210900Beres check-in saya dan suami beristirahat, sholat dan kemudian melanjutkan perjalanan ke Osaka Castle. Traveling ke Jepang menjelang akhir tahun itu rasanya seperti mengejar matahari deh ya ampuuun hahaha. Karena jam 5 sore sudah gelap jadi mau gak mau kita harus mobile cepettt supaya bisa ke banyak tempat. Dari Shinsaibashi Station kita turun di Morinomiya Station dan jalan kaki sekitar 1.4 km menuju Osaka Castle. Untuk yang gak bisa jalan jauh tenang aja, gak jauh dari Morinomiya Station ada bus kecil terbuka untuk para wisatawan menuju Osaka Castle. Tapi kalau saya dan suami lebih pilih untuk jalan santai karena harga tiket busnya lumayan mahal bok! Hahaha.

Lagi-lagi saya sempat underestime, saya gak menyangka kalau Osaka Castle sebagus ituuu. Sebenarnya landscape menuju ke castlenya sih yang cantik, ada banyak tumbuhan atau pohon yang dirawat baik, belum lagi danau buatan yang berada mengelilingi castle bikin sejuk sekali dipandang. Sama percis dengan Sensoji Temple, Osaka Castle ini berada ditengah-tengah kota dan dikeliling gedung tinggi. Salut dengan effort pemerintah Jepang dalam menjaga cagar budayanya!

Processed with VSCO with a6 presetBanyak hal yang bisa dilakukan di Osaka Castle ini, selain mempelajari budaya dengan masuk ke castlenya, kalian juga bisa sekedar duduk santai menikmati pemandangan di halaman castle. Karena castle ini dibuat tinggi dan dikelilingi danau buatan, jadi gak perlu diragukan lagi sama pemandangan yang ditawarkan. Ada juga lho restoran dan hotel di area castle ini, lengkap pokoknya!

20181121_163658Puas menikmati Osaka Castle, saya dan suami pun memutuskan kembali ke hotel karena matahari sudah mulai terbenam. Asli ya ngebayangin jalan di Osaka Castle mendadak kaki saya ngerasain pegel hahahaha. Inget ya, kalian harus pakai sepatu yang nyaman kalau kesini karena gak cuma jalan jauh tapi juga ada anak tangga yang harus dilewatin 😀

Setelah perjalanan jauh dari Tokyo kita kelaperan dong karena baru makan onigiri aja dari pagi hahahaha. Akhirnya saya ajak suami saya untuk makan di Ramen Halal Naritaya yang letaknya gak jauh dari Nagahoribashi Station (kira-kira jaraknya 500 meter).

2018_1121_034703002018_1121_03394600Kita super gak sabar buat makan karena udah laper plus kedinginan, bahkan saking lapernya saya pesen ramen ukuran jumbo dong hahaha. Seneng banget lagi-lagi bisa makan di restoran dengan label halal plus ketemu sama salah satu pegawai restoran yang ternyata orang Indonesia! Kita ngobrol-ngobrol dan ternyata masnya ini berasal dari Medan, happy deh bisa ketemu orang Indonesia dan kita juga jadi gak ribet buat pesen-pesen makannya hahaha. Ramen Naritaya ini enak sih menurut saya, tapi tekstur mienya beda banget kalau dibandingin sama Ramen Ayam-ya. Secara personal sih saya lebih suka Ramen Ayam-ya hehe. Untuk temen-temen muslim jangan lupa ya untuk cobain ramen ini kalau berkunjung ke Osaka 😀

Selesai makan Ramen saya dan suami menuju hotel untuk mandi dan sholat. Setelahnya kita keluar lagi untuk explore Shinsaibashi Street dan Dotonburi.

Shinsaibashi Street ini juara banget sih untuk urusan belanja. Kalau kalian ke Jepang, landing di Tokyo dan pulang dari Osaka, udah deh gak perlu belanja apa-apa di Tokyo karena di Shinsaibashi Street ini semuanya adaaaa. Harganya pun juga kalau diperhatiin relatif lebih murah! Ini surganya para jastipers loh, suer kalian harus belanja disini dijamin gak nyesel!

20181121_181227Puas jalan di Shinsaibashi Street, saya dan suami langsung berburu Takoyaki yang terkenaaal di Dotonburi. Nama restonya yaitu Kukuru, pokoknya kalian tinggal cari aja patung gurita yang gede di Dotonburi dan yang antriannya paling panjaaang. Sebagai pecinta Tako saya happy banget sih dan rela buat antri hehehe, tapiiii ternyata pas dimakan hmmm kok agak hambar yaaaa, kok enakan Okirobox di Jakarta yaaa? *dalam hati* hahaha. Emang dasar susah ya lidah Indonesia, gak bisa tuh sama yang namanya makanan hambar-hambar kurang rempah. Asli lucu deh kalau dinget-inget, kita udah antri panjang eh gak taunya rasanya dibawah ekspektasi kita hahaha.

2018_1121_0631080020181121_20265720181121_204038Hari itu seruuuu dan capeeek banget, kaki pegelnya udah ampun-ampunan gak ngerti lagi, plus badan pegel-pegel karena angkat-angkat koper di stasiun. Fyi, stasiun di Osaka itu tangganya sadis-sadis dan gak semua ada liftnya. Beware yaaa temen-temen kalau banyak bawaan, hati-hati encok! Hahaha. Udah ya ceritanya, see you di postingan selanjutnya 😀

Leave a comment